Sheila on 7 adalah salah satu grup musik Indonesia yang berdiri pada 6
Mei 1996 ini pada awalnya adalah sekumpulan anak-anak sekolah dari
beberapa SMA di Yogyakarta. Di awal berdirinya bersatulah lima anak
muda, Duta (vokal) berasal dari SMA 4, Adam (bass) dari SMA 6, Eross
(gitar) dari SMA Muhammadiyah
I, Sakti (gitar) dari SMA De Britto, dan
Anton (drum) berasal dari SMA Bopkri I. Mereka sepakat untuk membentuk
sebuah band dan membawakan lagu-lagu dari kelompok Oasis, U2, Bon Jovi,
Guns N' Roses,
dll. Pada waktu itu juga, mereka telah memiliki beberapa
lagu-lagu orisinal karya mereka sendiri dan mereka mencoba untuk
memperkenalkan dan membawakan lagu-lagu tersebut dengan penuh rasa
percaya diri di berbagai pentas.
Sejarah
Berawal dari Adam dan Sakti yang memiliki band bernama "W.H.Y Gank"
mengajak Duta ikut latihan band mereka untuk menjadi vokalis. Duta
dipilih berbekal cerita Adam bahwa Adam dan Duta merupakan langganan
pengisi acara 17 Agustus-an di komplek perumahan mereka, Duta menyanyi
dan Adam bermain gitar akustik.
Berbicara mengenai "W.H.Y Gank" saat itu, Adam dan Sakti masih sering
bertukar posisi sebagai bassist dan guitarist tergantung dari lagu yang
mereka bawakan. Namun kebetulan band yang beranggotakan Adam, Sakti,
Duta, dan seorang drummer bernama Agung ini belum sempat mencicipi
panggung musik. Mereka baru sebatas latihan di studio, meng-cover
version lagu band-band ternama, dan ikut audisi/seleksi untuk bisa
tampil di sebuah acara.
Setahun berselang setelah "W.H.Y Gank" sempat vakum beberapa waktu,
berkenalanlah mereka dengan Eross (yang nantinya menjadi lead guitar
mereka). Mereka berempat kemudian memutuskan untuk memulai sebuah band
baru, dan bertemulah mereka dengan Anton sang pemain drum yang
dikenalkan oleh Eross pada saat latihan pertama band ini di studio.
Setelah latihan pertama selesai inilah mereka memutuskan untuk menamakan
band ini dengan nama "Sheilagank", dan menjadikan tanggal 6 Mei 1996
sebagai hari lahir mereka.
"Sheilagank" sempat malang melintang di pensi-pensi dan festival band
SMA se-Jateng DIY selama kurang lebih 2 tahun, hingga pertengahan tahun
1998 akhirnya mereka mendapatkan "kontrak rekaman" pertama mereka dengan
pihak label Sony Music Entertaintment Indonesia. Mereka kemudian
merubah nama band mereka menjadi "Sheila On 7". Nama "Sheilagank"
kemudian digunakan sebagai sebutan bagi pendengar setia karya-karya
mereka. "Sheila" sebenarnya diambil dari nama teman SMA Eross yang juga
adalah teman SD Adam dan Duta. Alkisah, saat pertama Adam dan Eross
berkenalan dulu, Adam memanggil Eross dengan panggilan "temannya Sheila
ya ?!", dan Eross pun menjawab "kamu temannya Sheila juga ya ?!",
sehingga nama tersebut seringkali disebut dalam perbincangan mereka.
Sedangkan "On 7" maksudnya adalah "pada 7 nada yaitu
do-re-mi-fa-sol-la-si". Sehingga nama "Sheila On 7" kira-kira artinya
adalah teman-temannya "Sheila" yang memainkan 7 nada / memainkan musik.
Sheila On 7 sejak awal kiprahnya di kancah musik Indonesia telah
menorehkan banyak sekali prestasi, diantaranya menjadi satu-satunya band
Indonesia yang mampu menjual album fisik sebanyak lebih dari satu juta
copy, tiga album berturut-turut. Mereka juga memiliki
pendengar-pendengar setia di negara-negara tetangga seperti Malaysia,
Singapura, dan Brunei.
Namun pada tahun 2004, mereka harus berpisah dengan Anton (drummer)
dikarenakan tidak disipilin menurut sang manajer. Saat itu kemudian
Brian masuk sebagai additional player mengisi posisi drummer yang
ditinggalkan Anton. Brian tampil bersama Sheila On 7 di berbagai tour
untuk promo album "Pejantan Tangguh". Album The Very Best of Sheila On 7
(2005) menjadi karir rekaman studio pertama Brian bersama Sheila On 7
sebagai additional player. Pada tahun 2006, Sheila On 7 juga harus
berpisah dengan Sakti karena ia mengundurkan diri di tengah-tengah
proses rekaman album "507" dikarenakan keinginan untuk melanjutkan
pendidikannya ke Pakistan tak dapat dihentikan. Namun pada saat proses
rekaman album "507" itu pulalah Sheila On 7 akhirnya mengangkat Brian
menjadi drummer tetap Sheila On 7 hingga sekarang. Sheila On 7 sekarang
adalah Brian (drum), Eross (guitar), Duta (vocal), Adam (bass). Mereka
punya nickname "B.E.D.A.".bujur jua kah.
Gaya Musik
Sampai saat ini juga, mereka masih sulit untuk menyebut warna musik apa
yang sebenarnya dimainkan. Tetapi satu hal yang jelas adalah bahwa
mereka berkeyakinan untuk memainkan “Sheila music”, dimana ide-ide atau
kreasi dalam bermusik dimunculkan secara spontan dan menampilkan
lirik-lirik yang gampang dicerna serta konsep musik yang sederhana.
Pada awal berdirinya grup ini bernama "Sheila". Tidak lama kemudian,
mereka menambahkan kata "Gank", hingga jadilah "Sheila Gank". Namun
karena masalah sense, akhirnya nama mereka berganti menjadi "Sheila on
7", "on 7" berarti solmisasi alias 7 tangga nada (do re mi fa sol la
si).
Sejak awal grup ini mencoba untuk tampil secara profesional. Dimulai
dengan keterlibatan mereka dalam beberapa pentas musik, festival maupun
pertunjukan komersil di DIY dan Jawa Tengah, baik di lingkup sekolah,
kampus, serta panggung umum. Satu hal yang cukup meyakinkan dan
membanggakan adalah keikutsertaan mereka dalam program indie label
“Ajang Musikal” (Ajang Musisi Lokal) pada tahun 1997 milik Radio
Geronimo 106.1 FM & G-Indie Production yang di inisiasi oleh Teuku
Dalin di Yogyakarta, dimana program ini adalah program sindikasi radio
yang disiarkan oleh hampir 90 radio swasta di tanah air. Ajang Musikal
adalah program radio yang menyiarkan lagu-lagu karya sendiri dari
band-band lokal yang belum pernah rekaman komersial.
Dalam program ini mereka mendapat respons yang sangat positif, dimana
request dari para pendengar untuk lagu karya mereka sendiri yaitu Kita,
menempatkan mereka selama 3 bulan berturut-turut di tangga lagu Ajang
Musikal G-Indie 10 pada bulan Maret, April, dan Mei 1997. Seperti yang
di katakan oleh Teuku Dalin: "Sheila Gank punya talenta dimana mereka
berani menyodorkan lagu-lagu original di panggung lokal, meskipun saat
itu masih sepi tepukan, saya yakin mereka adalah trigger bagi grup-grup
band di Jogja untuk dapat tiket rekaman komersial di major label.
Menunjuk pada hal tersebut, "Sheila on 7" mampu untuk merefleksikan
dirinya dan menjadikannya sebagai tolak ukur untuk ke jenjang yang lebih
atas lagi yakni rekaman komersial. Dengan penuh keyakinan pula, Sheila
on 7 memberanikan diri untuk menawarkan demotape serta proposal ke label
Sony Music Indonesia, dan akhirnya kesempatan pun datang dengan
dikontraknya Sheila on 7 untuk 8 album dengan sistem royalti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar